
Iman, Islam, dan Ihsan harus dimengerti oleh setiap orang yang beragama Islam meskipun masing-masing memiliki arti tersendiri. Walaupun terdapat perbedaan dalam penafsirannya, ketiga konsep ini saling terkait satu sama lain. Lalu, bagaimana definisi dari Iman, Islam, serta Ihsan termasuk dengan beberapa ilustrasi atau teladan mengenainya?
Menurut kitab tauhid (1998) karya Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan bersama Agus Hasan Bashori, seorang Muslim tak hanya harus mengaku Islam tetapi juga perlu memiliki iman. Bahkan dengan adanya iman dan pengakuan terhadap Islam pun masih kurang. Orang tersebut juga wajib memiliki ihsan.
Keserasian antara keyakinan, praktik Islam, dan ketaatan yang sempurna harus diterapkan dalam setiap bentuk ibadah. Ini akan menjadikan ibadah bermakna serta mendapatkan ganjaran dari Allah swt.
Definisi Iman, Islam, serta Ihsan
Ungkapkan makna dari kata iman, Islam, serta ihsan! Tiga frasa ini memiliki definisi yang berkaitan satu sama lain. Berikut adalah penjabaran tentang ide-ide di balik iman, Islam, dan ihsan:
1. Pengertian iman
Iman berartipercaya atau menegaskan makna kata secara etimologis. Esensi dari iman adalah kepercayaan yang terdalam dihati, pengakuan dengan mulut, serta penerapan lewat tindakan.Iman mencakup enam perkara yang harus dipercayai oleh setiap Muslim dan disebut juga sebagai rukun iman. Enam pilar ini terdiri dari keimanan pada Allah SWT, para malaikat, kitab-kitab Allah , para nabi, hari penghakiman, serta ketetapan takdir Allah.
2. Pengertian Islam
Islam merupakan suatu bentuk ketundukan seseorang terhadap Tuhan dengan selalu mengikuti perintah-Nya dan menghindari larangannya untuk meraih kebahagiaan serta keselamatan dalam hidup di dunia maupun setelahnya. Komponen-komponen yang menyusun agama ini termasuk kelima pilar atau biasa disebut juga demikan. rukun Islam.Rukun Islam mencakup mengucapkan dua kalimat syahadet, menjalankan sholat lima kali sehari, memberi zakat, berpuasa selama bulan Ramadhan, serta melakukan haji bila memenuhi kriteria kekuatan finansial. Mengucapkan syahadet, menjaga empat sholat wajib setiap hari, dan berpuasa di Bulan Suci Ramadhan adalah tanggung jawab yang harus dipatuhi oleh semua Muslim. Sedangkan berkurban dan pergi haji hanya diperuntukkan bagi mereka yang sudah siap secara ekonomi.
3. Pengertian Ihsan
Ihsan berarti melakukan ibadah kepada Allah dengan kesadaran seakan-akan kita dapat menyaksikannya. Jika seseorang merasa belum bisa mengembangkan semangat itu, maka dia yakin bahwa Allah selalu menyaksikan setiap tindak tanduknya. Konsep ihsan mencakup perlakuannya pada Allah, dirinya sendiri, sesama manusia, serta alam sekitar.Hadits itu dinyatakan oleh Muslim di awal bukunya Al-Iman no. 8; At-Tirmidzi dalam kitab Al-Iman dengan nomor 2738; Abu Dawud lewat kitab As-Sunnah bab Al-Qadr dengan nomor 4695; serta An-Nasai di kitab Al-Iman bagian Bab Nat'ul Islam VIII/97.
Alasan mengenai keimanan, Islam, serta ihsan dituangkan dalam teks dengan isi sebagaimana di bawah ini:
Dari Umar radhiyallahu anhu, beliau berseru: "Pernah pada satu waktu ketika kami sedang asik duduk di tepi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, tiba-tiba muncul seorang pria dengan balutan pakaian betuban sangat putih serta rambut amat gelap. Tiada jejak petualangan panjang terlihat darinya dan tak ada dari kita yang mengetahui siapa orang tersebut."
Sampai akhirnya ia duduk di depan Nabi dan meletakkan kedua lututnya di atas lutut baginda (Rasulullah shallallahu alaihi wasallam), sambil bertanya: "Wahai Muhammad, jelaskanlah kepadaku tentang Islam?"
Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berpesan: "Islam itu adalah kamu bersaksi bahwa tiada tuhan yang seharusnya disembah kecuali Allah, dan bahwasanya Nabi Muhammad adalah rasul Allah; kemudian kamu menjaga salat, melaksanakan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, serta melakukan ibadah haji ke Baitullah apabila kamu memiliki kesanggupan untuk mencapai tempat tersebut.'
Kemudian dia berkata: 'Kamu benar'.
Kita semua terkejut, orang itu yang menanyakan kemudian juga mengakui sendiri. Setelahnya, ia kembali bertanya: "Jelaskan kepada saya tentang iman."
Beliau berkata: "Kamu harus percaya pada Allah, para malaikat-Nya, semua kitab suci-Nya, seluruh nabi-nabi-Nya, serta kehidupan setelah kematian; kamu juga perlu mempercayai bahwa nasib baik atau buruk telah ditentukan."
Setelah itu, ia menjawab: "Kau benar." Lalu ia menambahkan: "Beritahu saya mengenai ihsan '.
Beliau berkata: "Ihsan ialah ketika kamu menyembah Tuhan sebagai jika kamu sedang memandangNya. Jikalau kamu tidak dapat melihatNYa, pastikan bahwa Engkaulah yang selalu dalam pandanganNYa."
Lalu ia bertanya: "Informasikan saya mengenai saat hari kiamat, kapan terjadinya?"
Beliau berkata: "Mereka yang menanyakan sesuatu tidak lebih mengerti daripada mereka yang dimintai pendapatnya."
Dia menjawab: 'Sampaikan kepadaku ciri-cirinya.'
Beliau berkata: "Apabila seorang hamba menghasilkan tuannya; dan apabila kamu menemui seseorang yang telanjang kaki dan dadanya terbuka, dalam keadaan miskin serta menjadi penjaga dombaNya, maka burulah untuk membangun lebih tinggi."
Setelah orang tersebut pergi, saya (Umar) diam sejenak. Kemudian beliau (Rasulullah) menanyakan: 'Apakah kamu tahu siapakah yang bertanya?'
Saya menyatakan: "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Kemudian beliau berbicara: "Ia adalah Jibril yang hadir di antaramu guna mendidik kamu tentang agamamu".” (HR. Muslim)
1. Contoh perbuatan iman
Contoh iman dalam kehidupan sehari-hari meliputi:
- Selalu mengharapkan rahmat Allah.
- Rida dengan takdir Allah.
- Tulus, tanpa pamer, dan menghindari sikap munafik.
- Menunaikan amanah.
- Membaca kitab suci Al-Qur'an.
- Berdoa kepada Allah.
- Belajar dan menuntut Ilmu.
- Melayani dengan sepenuh hati kedua orang tuanya.
- Menjauhi tindakan yang dapat membahayakan atau mengganggu orang lain.
- Menemukan kekayaan melalui jalan yang sah di lokasi yang benar-benar baik.
- Enggan berbuat dosa karena takut kepada Allah.
2. Contoh perbuatan Islam
Sebagai berikut adalah beberapa contoh praktik Islam dalam keseharian:
- Mendirikan salat lima waktu.
- Menunaikan kewajiban zakat fitrah dan harta.
- Tidak meninggalkan agama atau berbuat syirik.
- Menjalankan puasa Ramadan.
- Berangkat haji ke Baitullah jika sudah siap secara finansial.
- Teruslah memelihara keaslian tauhid dengan tidak mengerjakan bentuk ibadah yang belum ada sebelumnya tanpa adanya bukti dari Al-Quran dan Hadits.
Tidak ada komentar
Posting Komentar