, BANDA ACEH - Ketegasan Walikota Banda Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal, dalam menerapkan Syariat Islam mendapatkan pujian dari beragam kelompok, bahkan juga dari para ahli di bidang pendidikan.
Dr Teuku Zulkhairi MA, seorang dosen dari UIN Ar-Raniry dan juga Sekretaris Jenderal Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD), menganggap bahwa posisionilitas serta komitmennya Illiza pada penerapan nilai-nilai syariah mencerminkan model kepemimpinan yang sempurna namun kian jarang ditemui di Aceh saat ini.
"Aksi Bunda Illiza mencerminkan gaya kepemimpinan yang diingini oleh warga Aceh. Beraniambilnya ini membuktikan bahwa terdapat para pemimpin yang mengedepankan Syariat Islam sebagai panduan etis dan tujuan pengambilan keputusan, tidak hanya lambang ritual," jelas Dr Zulkhairi pada pernyataannya hari Jumat (18/4/2025).
Menurut dia, Aceh saat ini sedang menghadapi masalah kurangnya teladan dalam kepemimpinan masyarakat, terlebih berkaitan dengan keberanian untuk melakukan tindakan tegas guna melindungi martabat dan kemuliaan syariat Islam yang merupakan ciri khas wilayah tersebut. Dia menyatakan bahwa banyak para pemimpin malah tersandera oleh rasa ragu-ragu, khawatir akan menurunnya popularitas mereka, atau lebih memilih bungkam di hadapan pelanggaran sebenarnya terhadap prinsip-prinsip agama Islam.
"Kami tengah mengamati kurangan para pemimpin dengan integritas etis semacam itu. Illiza sudah membuktikan bahwa seorang pemimpin tidak melulu soal kedudukan atau gelar, namun lebih pada kesungguhan saat memenuhi kewajiban yang dipercayakan kepada mereka, apalagi dalam konteks unik Nanggroe Aceh Darussalam yang menjadikan Syariat Islam sebagai jati dirinya," ungkap Zulkhairi.
Sebagai seorang ahli yang sudah lama mengkaji masalah pendidikan, sosial, dan hukum di Aceh, Dr. Zulkhairi memandang bahwa masyarakat setempat amat menginginkan seorang pemimpin yang bukan sekadar bersikap pro-Islam dengan mulut saja, melainkan juga terlibat langsung dalam pembelaan nilai-nilai Islam di lingkungan ummat. Menurut dia, langkah-langkah terbaru dari Illiza telah menciptakan optimisme baru bahwa semangat idealis serta keberanian masih hidup dalam dunia kepemimpinan tersebut.
"Tindakan Ibu Illiza bukan sekadar penerapan peraturan, tetapi juga ungkapan cinta kepada publik. Seorang pemimpin sesungguhnya tidaklah yang membiarkan rakyat tenggelam dalam dosa, namun yang datang untuk memberi bimbingan dan perlindungan agar mereka terhindar dari kerusakan moral," katanya menambahkan.
Zulkhairi juga menyampaikan bahwa Aceh merupakan wilayah yang diberi khusus untuk melaksanakan Syariat Islam dengan cara resmi. Karena alasan ini, ia berpendapat bahwa para kepala daerah mempunyai tugas historis dan agami untuk tetap menjaga penerapan hukum tersebut dengan sungguh-sungguh serta terus-menerus.
"Melindungi hukum Islam di Aceh tidak hanya tanggung jawab instansi agama, tetapi merupakan aspek penting dari kepemimpinan masyarakat umum. Hal ini terlihat pada sikap Bu Illiza. Ini harus menginspirasi semua bupati dan walikota se-Aceh," katanya dengan tegas.
Sebagai sekretaris jenderal ISAD, Dr. Zulkhairi turut mendesak semua pihak masyarakat, terlebih lagi para pakar dari lembaga pendidikan dayah dan intelektual Muslim di Aceh, agar mendukung Illiza Sa'aduddin Djamal beserta para pemimpin lainnya yang secara konsisten mempromosikan nilai-nilai Islam. Menurutnya, suara publik memiliki peran vital dalam meningkatkan kepercayaan diri bagi para pemimpin yang bertindak dengan tepat dan menjunjung tinggi etika.
"Jangan biarkan seorang pemimpin seperti ini bertindak sendirian. Penting bagi kita untuk menciptakan solidaritas etis sehingga keberanian menerapkan syariat dapat menjelma sebagai norma dalam kepemimpinan di Aceh dan tidak lagi dilihat sebagai pengecualian," tegasnya. (*)
Tidak ada komentar
Posting Komentar