
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyikapi dengan serius masalah Islamophobia yang diyakininya semakin memperkuat, bukan hanya di negeri-negera Barat, tapi juga sudah mulai nampak di Indonesia.
Pada acara pembahasan berjudul "Islamofobia: Tantangan bagi Umata Islam" yang diselenggarakan di kantor pusat MUI, Jakarta, pada hari Kamis (17/4), MUI menjelaskan kerumitan masalah tersebut dan mendorong tindakan nyata dari berbagai pihak untuk mengatasinya.
Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional (HLNKI) MUI Sudarnotul Abdurrahman Al-Hakim mengatakan bahwa islamophobia tidak sekadar membahas kebencian kepada Islam dan pemeluknya, melainkan telah berkembang menjadi masalah dunia yang mempengaruhi bidang-bidang seperti politik, perundangan, hak asasi manusia, sampai dengan nilai-nilai budaya.
"Islamophobia memanfaatkan istilah Islam. Anti-Islam, anti-orang beragama Islam. Penolakan keberadaan Islam dikarenai oleh beberapa alasan spesifik. Korban dari hal tersebut adalah Islam dan orang yang mengikutinya. Namun menurut saya, masalah ini tak hanya berkaitan dengan Islam. Ini merupakan permasalahan kita bersama. Baik Anda Muslim atau non-Muslim, ini menjadi tanggung jawab kita semua," jelas Sudarnoto.
Dia menggarisbawahi bahwa Islamophobia mencakup berbagai aspek, mulai dari ancaman terhadap keamanan nasional, perasaan politik, sampai diskriminasi dalam layanan bantuan kemanusiaan. Lebih jauh lagi, ia menjelaskan bahwa hal ini bahkan sudah mempengaruhi kerjasama diplomatis di antara negara-negara mayoritas Muslim dengan negara lain di mana fobian itu berkembang.
Sudarnoto pun menandakan adanya lima jenis Islamophobia yang harus diwaspadai, yakni cultural Islamophobia , political Islamophobia , theological Islamophobia , humanitarian Islamophobia , dan genocidal Islamophobia.
Ia mencontohkan cultural Islamophobia Di Indonesia, seperti halnya ada film atau buku pelajaran yang menjelek-jelekan praktik beribadah umat Muslim.
Seingat saya beberapa tahun yang lampau sebelum pandemi COVID-19, terdapat beberapa buku yang dipublikasikan dan disebarkan. endorsement Menurut dia, Kementerian Pendidikan ternyata mencakup unsur Islamofobia. Untungnya, setelah mendapat kritik, mereka akhirnya menarik materi tersebut dari pasaran."
Terkait genocidal Islamophobia , dia menggarisbawahi kondisi yang dihadapi masyarakat Muslim di Palestina, Uyghur, dan India. Menurutnya, di Palestina, tindakannya telah menyebabkan kerugian besar bagi komunitas tersebut. ethnic cleansing Tindakan yang dijalankan oleh IDF (militer Israel) menggambarkan bentuk antisemitisme paling ekstrem.

"Genosida bukan hanya melibatkan pembantaian, tetapi juga perpindahan masal penduduk, seperti yang dilakukan Trump, merupakan salah satu wujud dari genosida," ungkap Sudarnoto.
Dari sudut pandang Indonesia, MUI pun mengalami dampak sebagai salah satu pihak yang dirugikan oleh sekelompok orang yang berupaya menurunkan kekuatan lembaga ini.
MUI menjadi salah satu target utama dari beberapa kelompok tertentu yang telah lama mencoba untuk mengubah posisi MUI," jelasnya.
Rekomendasi
Diskusi itu juga menurunkan beberapa poin saran tentang masalah Islamophobia.
Satu di antaranya adalah meminta pemerintah, DPR, serta beragam kelompok masyarakat menyusun regulasi hukum yang bertujuan melindungi warga negara dari bahaya islamophobia dan xenophobian lainnya.
MUI pun menyambut positif langkah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang telah menjadikan tanggal 15 Maret sebagai Hari Internasional Menentang Islamofobia serta mendukung agar Indonesia tetap aktif berperan di tingkat global untuk melawan ketidaksukaan atas kepercayaan agama.
Pembicaraan berakhir sambil mengharapkan peningkatan kolaborasi antara pemerintah, organisasi kemasyarakatan, serta para pemuka agama demi meningkatkan kestabilan sosial dan merawat persatuan dalam lingkungan masyarakat yang kian bervariasi.
Tidak ada komentar
Posting Komentar