, BANGKA - Persediaan darah di PMI Kota Pangkalpinang sedang mengalami keadaan kritis.
Ini tidak terjadi tiba-tiba setelah Lebaran Idul Fitri, melainkan telah dimulai sejak awal Ramadan 1446 H yang lalu.
Sampai Senin (7/4/2025) petang, persediaan darah biasa untuk seluruh grup golongan sudah sangat menipis dan memprihatinkan.
Kepala Bagian Layanan donor darah PMI Pangkalpinang, Berliano Putra, menyatakan bahwa tingkat persediaan darah telah menurun sejak awal masuknya bulan puasa.
Permintaan darah yang besar tak seimbang dengan jumlah penyumbat darah yang berkunjung.
Saat ini, persediaan kami menurun tidak disebabkan oleh kondisi pasca-Lebaran, melainkan telah mengalami penurunan sejak awal bulan Ramadhan dan hingga kini masih belum stabil.
Meski pada bulan Ramadan tahun lalu pernah terjadi situasi di mana stok jenis darah tertentu betul-betul habis," kata Berliano ketika ditemui di Unit donor darah PMI Pangkalpinang, Senin (7/4/2025).
Dia menyebutkan bahwa PMI mempunyai dua jenis stok darah yaitu, stok normal serta stok sito.
Sito stok adalah persediaan istimewa yang disediakan hanya untuk situasi medis mendesak, contohnya seperti pasien dengan tingkat hemoglobin kurang dari 5, korban kecelakaan, pasien setelah menjalani prosedur bedah berat, ataupun kondisi perdarahan parah.
Tetapi, kuantitas yang disediakan sangatlah terbatas.
Situs tersebut tidak dapat kami sediakan dalam jumlah besar, paling sedikit satu tas untuk setiap pasien.
"Maka memang disediakan hanya untuk situasi darurat," terangnya.
Berdasarkan data terkini yang didapatkan pada hari Senin jam 16:00 WIB, persediaan darah yang tidak termasuk ke dalam kategori sita sudah berada dalam tingkat kelangkaan yang parah.
Tersedia 3 kantong darah tipe A, 7 kantong untuk tipe B, 3 kantong lagi untuk tipe O, serta hanya tersisa 1 kantong untuk tipe AB.
Menurut Berliano, peningkatan permintaan merupakan salah satu faktor utama di balik krisis kekurangan darah.
Mulai dari awal tahun 2025, jumlah darah yang dibutuhkan setiap hari oleh PMI Pangkalpinang biasanya berada dalam rentang 60 sampai dengan 90 kantong.
Pesanan sangat banyak mulai bulan Januari dan terus mencapai hingga 90 tas per harinya.
Sangat sulit untuk memenuhi semua keperluan tersebut tanpa ada bantuan dari para pendonor sukarela atau pun keluarga pasien," ungkapnya.
Berliano pun meminta agar publik menyertakan mendonorkan darah dalam pola hidup yang lebih bermartabat dan melihatnya sebagai ungkapan kepedulian terhadap sesama manusia.
"Sangat kami harapkan partisipasi masyarakat dalam hal ini, sebab satu kantong darah dapat menyelamatkan hidup seseorang," tegasnya.
(/Andini Dwi Hasanah)
Tidak ada komentar
Posting Komentar